Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Logika Sesat Si "Profesor Dungu" Memakzulkan Jokowi

ROCKY Gerung menyatakan Anies pasti kalah dalam Pilpres 2024. Sebagaimana diberitakan Tribun .com, Rocky Gerung mengklaim bahwa Anies Baswedan kalah dalam Pilpres 2024. Pengamat Politik ini bahkan menyebut bahwa Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar cuma mampu meraih 17 persen suara.

Tetapi anehnya, alasan Rocky Gerung sebut Anies Baswedan kalah yakni sosok Presiden Jokowi. Kata Rocky, langkah Anies bakal dihalangi oleh Presiden Jokowi. Bahkan Rocky Gerung mengaku pernah membicarakan hal itu dengan Jubir Timnas AMIN Said Didu pada akhir tahun 2023 lalu.

Kepada Said Didu, Rocky Gerung menyebut bahwa penguasa hanya menghendaki Anies Baswedan mendapatkan suara 17 persen saja. Hal itu diungkapkan Rocky Gerung dalam sebuah diskusi sebagaimana diberitakan tribun.com, 14/1/2024.

“Saya dengan Pak Said Didu akhir tahun kemarin saya ucapkan bahwa Anies tidak mungkin menang dia cuma boleh dapat 17 persen,” ungkap Rocky Gerung.

Rocky Gerung menyebut bahwa seharusnya Anies Baswedan mendapatkan 50 hingga 60 persen suara apabila tidak dihalangi oleh Jokowi. Oleh karenanya, Rocky Gerung mengajak pemilih yang pro Anies Baswedan untuk menyingkirkan Jokowi dari kursi Kepresidenan.

“Joko Widodo akan menghalangi, maka untuk menang ya singkirkan penghalangnya kan itu jalan pikirannya,” ucapnya.

Rocky Gerung mengklaim, mahasiswa dari ratusan kampus yang sudah dikunjunginya sepakat untuk menggaungkan kembali gerakan Ganti Presiden. “Kemarin ada pembuktian anak-anak dari emak-emak di ratusan kampus mengucapkan antidinasti itu terang-terangan ganti presiden,” tuturnya.

Saya tak habis pikir dengan logika “professor dungu” ini. Bagaimana dia bisa mengajak orang lain untuk melakukan tindakan yang sangat serius bukan main-main yaitu menyingkirkan seorang presiden dari jabatannya dengan dalih bahwa si presiden akan menghalangi seorang calon presiden terpilih dalam hal ini yang dia maksud adalah Anies Baswedan. Dan hebatnya lagi dia sudah bisa memastikan bahwa Anies hanya akan memperoleh suara sebesar 17%.

Pada intinya Gerung mengajak kita untuk memakzulkan Jokowi sebagaimana desakan Petisi 100 yang pernah mendatangi Mahfud MD untuk mendukung pemakzulan tersebut. Untung sekalipun Mahfud adalah cawapres yang berpasangan dengan Ganjar tidak tergoda dengan ide gila yang tidak masuk akal tersebut. Sama gila dan dungunya dengan ajakan Rocky menyingkirkan Jokowi karena diyakini akan menghalangi Anies jadi Presiden.

Saya termasuk orang yang sangat menyayangkan dan kecewa dengan sikap Jokowi yang membiarkan anaknya Gibran maju sebagai Cawapres Prabowo dalam kontestasi Pilpres ini. Bagaimanapun putusan MK yang memuluskan Gibran maju sebagai Cawapres sudah dinyatakan MKMK lahir dari proses yang melanggar etika. Ketua MK sudah dijatuhi hukuman pemberhentian dari jabatannya selaku Ketua MK begitu juga halnya dengan hakim MK lainnya telah dinyatakan bersalah melanggar etika. Artinya apa yang telah diputuskan  MK cacat secara etika.

Melanggar Etik vs Hukum

Walaupun secara hukum putusan etik tersebut tidak berpengaruh atas putusan MK yang telah dikeluarkan tersebut dan secara hukum tetap dinyatakan berlaku. Namun, awalnya saya berharap Jokowi akan mencegah Gibran untuk mengambil peluang hukum tersebut untuk tetap maju mendampingi Prabowo. Tetapi ternyata secara diam-diam sepertinya Jokowi merestui Gibran mengambil pilihan dengan melalui jalan yang cacat secara etika tersebut.

Sekarang fakta hukum dan politik yang berlangsung adalah Jokowi masih menjabat sebagai Presiden dan anaknya Gibran maju dalam kontestasi Pilpres sebagai Cawapres dari Prabowo. Sekarang fakta dan realita hukum dan politik yang berlangsung adalah Jokowi masih menjabat sebagai Presiden dan anaknya Gibran maju dalam kontestasi Pilpres sebagai Cawapres dari Prabowo. 

Pertanyaannya kemudian benarkah Jokowi akan menghalangi kemenangan Capres lainnya agar Capres Nomor urut 2 pasangan Prabowo – Gibran dapat melenggang menang satu putaran?

Nah dalam hal ini saya tidak sepakat dengan Rocky, Petisi 100 dan pihak-pihak lainnya yang menggaungkan Pemakzulan Jokowi. Tindakan yang paling realistis saat ini menurut saya adalah memastikan bahwa Pemilu baik Pilpres dan Pileg berjalan dalam koridor hukum yang benar. Memang ada potensi dan besar peluang Jokowi untuk melakukan tindakan-tindakan yang melanggar hukum untuk mendukung kemenangan capres nomor urut 2 Prabowo-Gibran.

Supremasi Hukum

Namun sebagai komitmen dan konsistensi kita menjungjung prinsip Supremasi Hukum maka segala sesuatu haruslah kita kembalikan kepada koridor dan mekanisme hukum yang telah ada. Secara hukum dalam jabatan selaku Presiden yang  juga adalah Presiden bagi semua kandidat Pemilu dan pendukung Capres lainya  Jokowi dilarang keras memanfaatkan dan menyalahgunakan jabatannya selaku Presiden melakukan tindakan-tindakan yang berpihak dalam pelaksanaan Pemilu.

Jokowi harus netral selaku Presiden dan Kepala Negara. Sekalipun selaku warganegara dan ayah kandung dari Gibran Rakabuming Raka di bilik suara ini nanti silahkan dia mncobloskan pasangan capres nomor urut 2 tersebut.

Mari kita kawal dan jaga bersama agar Pilpres dan Pileg berlangsung dengan prinsip-prinsip yang telah disepakati dan paling utama adalah berlangsung dalam mekanisme dan koridor hukum yang berlaku.

(Zenwen Pador)

Posting Komentar untuk "Logika Sesat Si "Profesor Dungu" Memakzulkan Jokowi"