Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sekalipun Megawati dan Puan Suka Makan Rendang, Belum Tentu Orang Sumbar Mau Naik Banteng


 
Ucapan Puan Maharani sebagai salah seorang Ketua DPP PDIP saat mengumumkan pasangan calon kepala daerah yang didukung partainya di Sumatera Barat menurut saya sungguh sangat kontraproduktif.

Betapa tidak. Ketika mengumumkan calon yang didukung PDIP, Puan mengatakan :  "Rekomendasi diberikan kepada ...... “ Kemudian disambung dengan kalimat berikutnya:  Semoga Sumatera Barat menjadi provinsi yang memang mendukung negara Pancasila,"

Dengan penafsiran acontrario, kalimat tersebut seperti ingin mengungkapkan penilaian Puan bahwa selama ini Sumatera Barat tidak mendukung Negara Pancasila. Atau setidaknya Puan meragukan apakah memang selama ini Sumbar mendukung Negara Pancasila?

Wajar saja kemudian bila orang Sumatera Barat atau seperti saya yang berasal dari Sumatera Barat, sekalipun sekarang menetap di salah satu kota di Jawa Barat mengajukan pertanyaan seperti ini:

“Bagaimana mungkin Puan bisa menilai bahwa selama ini Sumatera Barat tidak mendukung Negara Pancasila?”

Atau setidaknya pertanyaan yang muncul adalah : Kenapa sampai Puan Maharani meragukan apakah Sumbar mendukung Negara Pancasila atau tidak?

Baca Juga : Said Didu VS Luhut Panjaitan, Vitamin atau Racun Demokrasi? 

Apakah mungkin karena kekalahan Jokowi sebagai Capres yang didukung PDIP dalam Pilpres kemarin atas lawannya Prabowo Subianto di Sumatera Barat menjadi rujukan Puan Maharani untuk memberikan penilaian bahwa ternyata Sumatera Barat tidak mendukung Negara Pancasila atau meragukan dukungan Sumatera Barat atas Negara Pancasila?

Memang pada 2014, Jokowi yang ketika itu berpasangan dengan Jusuf Kalla hanya meraih 46,16 persen suara di Sumbar. Parahnya di Pilpres 2019, Jokowi-Ma'ruf hanya mendapat 28,15 persen. Selebihnya suara diraup pasangan Prabowo-Sandi.

Jokowi-Ma'ruf kalah di 18 dari 19 kabupaten dan kota yang ada di Sumbar. Hanya ada satu kabupaten di Sumbar yang dimenangkan Jokowi-Ma'ruf yaitu Kepulauan Mentawai.

Kekalahan telak Jokowi dari Prabowo di Sumatera Barat juga tentunya diiringi dengan kekalahan para Calon Legislatif  DPR dari PDIP. Kalaulah pada Pemilu 2014 PDIP masih mendapatkan dua kursi DPR dari daerah ranah Minang tersebut, pada Pemilu 2019 tak satupun kursi yang didapatkan.

Begitu juga halnya dengan kursi DPRD Sumbar sendiri. Dari 65 kursi yang tersedia, PDIP hanya mendapatkan 3 (tiga) kursi sama dengan perolehan PKB dan Nasdem. Sedangkan Partai Gerindra berhasil mendapatkan kursi terbanyak dengan meraih 14 kursi. Kemudian PKS, PAN dan Demokrat sama-sama meraih 10 kursi. Sementara Partai Golkar mendapatkan 8 kursi dan PPP mendapatkan 4 kursi.  

Kondisi senada juga tentunya terjadi di DPRD tingkat Kota dan Kabupaten di Sumbar, kecuali Kabupaten Mentawai tentunya.

Kalau benar karena kekalahan PDIP  semacam itu yang menjadi rujukan penilaiannya maka jelas Puan Maharani salah menilai. Padahal penyanyi Tagor Pangaribuan sudah teramat sering melantunkan lagu “Jangan Salah Menilai”. Walah kemana lagi larinya.

Baca juga : Stempel Miskin dan Bantuan yang Menistakan

Ya, tapi itu setidaknya sama jugalah dengan tidak nyambungnya  kalimat pertama yang diucapkan Puan Maharani yang isinya mendukung pasangan anu ...tapi kalimat berikutnya justru menyebutkan subyek lain yaitu tentang dukungan Sumatera Barat terhadap Negara Pancasila. Jelas tidak nyambung kan?

Seharusnya kalau subyek kalimat pertama adalah tentang pasangan calon yang didukung PDIP dalam Pilkada mendatang, semestinya kalimat berikutnya juga tentang subyek yang sama. Semisal,  bagaimana pasangan tersebut bisa diterima dan didukung masyarakat Sumatera Barat yang sekaligus juga artinya  mendukung PDIP. Bukan malah meragukan dukungan Sumatera Barat atas Negara Pancasila.

Sebab mbak Puan kalaulah rakyat Sumbar tak mendukung PDIP bukan berarti Sumbar tak mendukung Negara Pancasila. Jangan dong sama kan dukungan terhadap PDIP sebangun dengan dukungan terhadap Negara Pancasila. Lagian kalau tak mendukung Negara Pancasila terus Sumatera Barat mendukung negara khilafah begitu maksudnya. Yah, salah berkali-kali lagi deh kalau sampai seperti itu pemahamannya.

Alhasil ucapan Ketua DPP PDIP yang juga Ketua DPR tersebut memang kontraproduktif  dengan harapan Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDIP agar orang Sumatera Barat bisa lebih suka dengan PDIP. Megawati meminta seluruh jajarannya yang ada di Sumatera Barat untuk melakukan konsolidasi. Dia menyebut perlu kerja keras untuk merebut hati rakyat Sumbar.

Lha bagaimana mau merebut hati rakyat Sumbar bu Mega kalau nyata-nyata elit PDIP selalu salah menilai Sumbar.

Ucapan Puan Maharani di atas menurut saya memang blunder dan menjadi masalah serius,  tidak berbanding lurus dengan harapan agar masyarakat Sumbar lebih banyak yang menyukai  partai dengan lambang banteng bermoncong putih tersebut.

Buktinya terlihat kemudian. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto merasa perlu memberikan penjelasan terkait maksud ucapan Puan tersebut.

"Yang dimaksudkan Mbak Puan dan sebagaimana seluruh kader partai mengingatkan bagaimana Pancasila dibumikan tidak hanya di Sumatera Barat, tetapi di Jawa Timur, di seluruh wilayah Republik Indonesia, Pancasila harus dibumikan," kata Hasto saat konferensi pers secara virtual, Rabu (2/9/2020), sebagaimana dikutip banyak media.

Namun sayangnya penjelasan ini menurut saya sama sekali tidak menjelaskan apa-apa. Bukan lebih memperjelas sepertinya tetapi sebaliknya lebih membuat bingung netizen warganet dari Sumatera Barat. Sebab yang disebut Puan satu hal, yang dijelaskan hal yang lain.

Apalagi kemudian Hasto mengkaitkan dengan kekaguman Megawati dan Puan terhadap Sumatera Barat, salah satunya masakan rendang sebagai makanan terlezat sedunia. Ya jelas nggak juga ada hubungannya. Pastinya masyarakat Sumbar tidak serta merta menjadi suka dengan PDIP sekalipun diungkapkan fakta bahwa Megawati Soekarnoputri sekalipun sebagai ketua umum PDIP ternyata suka makan rendang, misalnya.  Bukan berarti kemudian orang Sumbar mau juga berbondong-bondong naik Banteng. Maka sekali lagi jangan salah menilai Sumatera Barat.

(Zenwen Pador)

Posting Komentar untuk "Sekalipun Megawati dan Puan Suka Makan Rendang, Belum Tentu Orang Sumbar Mau Naik Banteng"